Yenny : Gus Dur Juga Pernah Jadi Buruh

Tuesday, February 9, 2010
JAKARTA, KOMPAS.com — Yenny Wahid, putri mantan presiden ke-IV Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, mengatakan bahwa ayahnya juga pernah menjadi buruh sewaktu menjadi mahasiswa di Mesir. Saat itu, Gus Dur, yang memperoleh beasiswa, harus bekerja paruh waktu sebagai pekerja binatu.

"Sebagai mahasiswa penerima beasiswa, Gus Dur bokek. Jadi, wajar jika Gus Dur sangat membela TKI," ujar Yenny, Selasa (9/2/2010) pada malam penghargaan Migrant Care untuk Gus Dur di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Selain itu, semasa kecil, Gus Dur membantu sang nenek yang berjualan beras di kawasan Menteng. Saat itu, mantan Ketua PBNU ini harus bolak-balik Jakarta-Karawang untuk mengambil beras.

Yenny juga mengatakan bahwa ayahnya sangat menekankan agar nyawa setiap orang dihargai. "Mereka masing-masing mempunyai nama. Di balik nama itu, ada kisahnya sendiri-sendiri," imbuhnya.

Zakiah, ibu Adi bin Asnawi, mantan TKI Malaysia yang lolos dari hukuman mati atas bantuan Gus Dur, mengatakan tidak pernah melupakan jasa Gus Dur. Adi, yang divonis tahun 2007, baru kembali ke Indonesia pada Januari 2010. "Saya bahagia Adi bisa selamat pulang ke Indonesia," ujar Zakiah.

Hal yang sama disampaikan Adi. "Terima kasih, akhirnya saya bisa menghirup udara segar. Budi jasa Gus Dur tidak akan saya lupakan hingga akhir hayat," ujar Adi.

Sementara itu, Lukman, TKI asal Malaysia yang dideportasi tahun 2005 dan sempat ditampung di kediaman Gus Dur di Ciganjur, mengaku terharu atas kepedulian tokoh Nadhlatul Ulama itu pada nasib pahlawan devisa. "Gus Dur menolong tanpa membedakan agama. Teman-teman yang dari Flores pun ditampung di rumahnya," ujarnya.

0 komentar:

Post a Comment