Korea Utara Siaga Perang !!

Wednesday, May 26, 2010
VIVAnews - Korea Utara (Korut) dilaporkan sudah menyiapkan militernya dalam status siaga perang. Situasi ini terjadi setelah presiden Korea Selatan (Korsel) melontarkan kemarahan atas sikap Korut yang tidak bertanggungjawab atas penembakan kapal patroli, yang menewaskan puluhan pelaut.

Berdasarkan keterangan kantor berita Yonhap, Selasa 25 Mei 2010, laman stasiun televisi al-Jazeera mengungkapkan bahwa pemimpin Korut, Kim Jong-il, mengeluarkan perintah langsung kepada militernya untuk siaga perang.

Keterangan itu berasal dari sumber Yonhap di Korut. Namun, belum ada keterangan lain yang menguatkan kabar itu dan tidak ada keterangan resmi dari Pyongyang.

Korut sudah menunjukkan gelagat yang tidak menyenangkan setelah berkilah bahwa militernya menembak kapal patroli Korsel di Laut Kuning akhir Maret lalu. Bahkan pemerintah negara komunis itu menuduh Korsel dan sekutu-sekutunya untuk memancing mereka kembali berperang.

Laporan perintah siaga perang itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mendukung sikap Korsel untuk bersikap tegas kepada Korut. Dukungan serupa juga dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB yang juga mantan menteri luar negeri Korsel, Ban Ki-moon.

Presiden Korsel, Lee Myung-bak, sudah bertekad melaporkan penembakan oleh kapal selam Korut itu ke Dewan Keamanan PBB. Penembakan itu tidak seharusnya terjadi karena kapal patroli Korsel diyakini tidak melanggar batas maritim kedua negara.

Selain mengadukan insiden itu ke PBB, Korsel juga sementara memutuskan kerjasama bilateral dengan Korut. Kapal-kapal Korut pun kini dilarang melintas perairan Korsel.

Menurut kantor berita Associated Press, Lee mengaku geram dengan sikap Korut. Kendati sudah ada bukti fisik, Korut masih saja berkilah atas penembakan yang dilakukan kapal selamnya ke kapal patroli Korsel, Cheonan, pada 26 Maret lalu di Laut Kuning.

Sebanyak 58 pelaut berhasil diselamatkan, namun 46 lainnya tewas. Ini merupakan tragedi terbesar bagi militer Korsel sejak Perang Korea. Selain berkilah, Korut bahkan menilai bahwa hasil penyelidikan itu mengada-ada dan merupakan isyarat dari Korsel untuk kembali menantang perang.

Secara teknis, kedua negara belum memiliki perjanjian damai dan masih berstatus siaga perang kendati tidak ada baku tembak sejak 1953. Sementara itu tim penyelidik PBB menyelidiki apakah penembakan kapal selam Korut itu melanggar perjanjian gencatan senjata 1953. (mt)
sumber

0 komentar:

Post a Comment