Korea Selatan Siaga Perang !!!

Wednesday, May 26, 2010
Seoul, (berita2.com) : Militer Korea Selatan (Korsel) berada dalam siaga tinggi untuk menghadapi tindakan pembalasan setelah sebuah kapal patroli Korea Utara (Korut) terbakar dalam bentrokan angkatan laut, sementara Washington memperingatkan Pyongyang untuk tidak meningkatkan ketegangan.

Menteri Pertahanan Kim Tae-Young memerintahkan para komandan angkatan darat, laut dan udara yang bertugas di daerah-daerah perbatasan meningkatkan kewaspadaan dan menanggapi segera setiap provokasi, kata seorang juru bicara Kepala Staf Gabungan.

Bentrokan senjata Selasa (10/11) dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan meningkatkan ketegangan hanya seminggu sebelum Presiden Amerika Serikat Barack Obama tiba di Seoul sebagai bagian dari lawatannya ke Asia.

Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs menyerukan Korut mencegah tindakan lebih jauh "yang dapat meningkatkan ketegangan".

Tetapi Washington juga mengumumkan pihaknya menyetujui satu undangan untuk mengirim satu utusan ke Pyongyang dalam usaha membawa kembali negara komunis ke perundingan perlucutan senjata nuklir.

Departemen luar negeri mengatakan utusan AS ke Korut, Stephen Bosworth, akan mengunjungi negara itu pada saat yang cocok, mungkin sebelum akhir tahun ini.

Sumber-sumber militer yang dikutip surat-surat kabar di Seoul mengatakan seorang pelaut Korut tewas dan tiga lainnya cedera dalam baku tembak singkat tetapi seru, Selasa. Kementerian pertahanan mengatakan pihaknya tidak dapat mengkonfirmasikan jumlah itu. Tidak ada korban di pihak Korsel.

Para pengamat tidak dapat memutuskan apakah Korut dengan sengaja memerintahkan sebuah kapal patroli melintas perbatasan untuk memicu ketegangan di wilayah itu sebelum kunjungan Obama atau apakah itu kesalahan seorang komandan.

Seoul mengatakan kapal Korut itu mengabaikan lima peringatan untuk meninggalkan perairan itu dan kemudian menembak sebuah kapal Korsel yang melepaskan tembakan peringatan. Satu atau dua kapal patroli Korsel kemudian membalas serangan itu.

Militer Korut mengemukakan kepada rekan Korselnya untuk meminta maaf atas "provokasi bersenjata yang genting" dan mengatakan kapal-kapal Korsel melepaskan tembakan ketika kapalnya berada di utara perbatasan itu.

Perbatasan laut yang disengketakan itu selalu menjadi titik api dan adalah lokasi pertempuran angkatan laut berdarah tahun 1999 dan 2002.

Presiden Lee Myung-Bak, Selasa ketenangan untuk mencegah peningkatan ketegangan. Perdana Menteri Chung Un-Chan menyebut bentrokan itu, yang terjadi setelah isyarat-isyarat damai dari Korut, sebagai tidak direncanakan.

Tetapi Lee khawatir atas kemungkinan tindakan balasan oleh Korut, kata Menteri pertahanan Kim Tae-Young kepada parlemen, Selasa.

Staf penting presiden untuk urusan keamanan, Kim Sung Hwan mengemukakan kepada kantor berita Yonhap, Rabu tidak ada tanda-tanda persiapan bagi serangan balasan.

"Tetapi Korut mungkin memerlukan waktu, menunggu kesempatan paling baik bagi pembalasan. Kami telah melakukan kontra tindakan," katanya.

Ketegangan lintas perbatasan tinggi selama lebih dari satu tahun dan Korut dikecam masyarakat internasional karena melakukan ujicoba rudal dan senjata nuklir. PBB memperketat sanksi-sanksi menanggapi tindakan Korut itu.

Sejak Agustus Korut menyatakan keinginannya bagi perdamaian kepada Washinghton dan Seoul, mengundang Borthworth untuk berunding guna memperbaiki "hubungan bermusuhan."

Pyongyang mengatakan pihaknya berusia kembali bergabung dalam perundingan enam negara yang negara itu tinggalkan April lalu jika diskusi-diskusi AS berlangsung dengan baik.

Washington menegaskan bahwa perundingan bilateral itu hanya bertujuan membawa kembali Pyongyang ke forum enam negara yang juga termasuk Korsel, Jepang, China dan Rusia itu.

"Ini bukanlah awal dialog bilateral yang terpisah dari, anda tahu, proses enam negara itu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri P.J.Crowley.(*un)
sumber

0 komentar:

Post a Comment