Kontribusi Pasar Modal Minim

Tuesday, May 25, 2010
Selasa, 05 Januari 2010
Kinerja Bursa I Pemerintah Ingatkan Ancaman Risiko Global
Kenaikan indeks harga saham domestik 2009 yang spektakuler tidak dibarengi oleh tingginya kontribusi bursa domestik terhadap pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam menggerakkan sektor riil. JAKARTA – Pemerintah menilai peran dan kontribusi pasar modal nasional saat ini masih sangat minim bagi sumber pendanaan pembangunan ekonomi nasional. Aktivitas emisi saham perdana, obligasi dan rights issue (penerbitan saham baru) di Bursa Efek Indonesia baru bisa menyumbang 1,85 persen dari total kebutuhan pembangunan ekonomi nasional. Aktivitas emisi itulah yang menjadi dana segar untuk menggerakkan sektor riil. Dengan asumsi pertumbuhan eko nomi sebesar 5,5 persen, di bu tuhkan dana sebesar 2.100 tri liun rupiah. Sementara, total ni lai emisi saham, obligasi dan rights issue di pasar modal pada 2009 hanya mencapai 38,86 triliun rupiah. Karena itu, pemerintah mendesak kalangan pelaku pasar modal perlu kerja keras untuk meningkatkan perannya dalam menggerakkan sektor riil. “Tekad tersebut relevan dengan optimisme dan tanggung jawab dan komitmen pelaku pasar modal untuk memberi kontribusi terbaiknya dalam turut mendorong laju pertumbuhan,” tegas Menteri Keuangan Sri Mulyani di sela pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia awal tahun di Jakarta, Senin (4/1). ”Itu juga untuk jadi instrumen menggerakkan sektor riil dalam rangka menciptakan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan,” tambahnya. Apalagi, kinerja bursa domestik 2009 yang spektakuler tak lepas dari membaiknya fundamental perusahaan yang tercatat di bursa. Hingga kuartal III 2009, total laba bersih dari seluruh emiten tumbuh 48,46 persen menjadi 34 triliun rupiah dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar 22,9 triliun rupiah. Menanggapi kritik pemerintah tersebut, pengamat pasar modal Edwin Sinaga mengaku perlu kerja ektra keras dari kalangan pelaku pasar modal untuk meningkatkan kontribusinya yang lebih signifi kan bagi pertumbuhan ekonomi. Menurut Direktur Danareksa Sekuritas Marciano Herman, untuk meningkatkan peran pasar modal, para pelaku pasar juga tetap mencermati arah kebijakan pembangunan dari pemerintah. “Dengan demikian kita bisa memperhatikan arah kebutuhan pendanaan tiap sektor dari pasar modal. Bila arah pertumbuhan ekonomi positif, perusahaan-perusahaan juga pasti banyak yang melakukan ekspansi,” tandas Marciano. Waspadai Risiko Sementara itu, pasar saham domestik mengawali debut yang positif pada perdagangan awal tahun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,62 persen ke level 2.575,41 poin. rnrnIni sejalan dengan kinerja bursa regional yang juga mengawali perdagangan tahun baru ini yang positif. Indeks Nikkei di bursa Tokyo, terbesar di Asia menguat satu persen ke level tertinggi sejak 3 Oktober 2008. Menurut kalangan analis, kinerja positif ini dipicu oleh ekspektasi investor terhadap pemulihan ekonomi global yang lebih cepat pada tahun ini. Namun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani tetap mengingatkan para pelaku pasar modal untuk tetap mewaspadai risiko tinggi dari sektor finansial global tahun ini meskipun ekonomi dunia sudah menunjukkan perbaikan. Hal ini terlihat dari negaranegara maju seperti AS dan Jepang yang masih mempertahankan kebijakan stimulus. Selain itu, sejumlah bank sentral juga mulai meninggalkan kebijakan moneter yang longgar. Apalagi, dampak dari kebijakan stimulus yang sangat besar mendorong risiko utang pemerintah yang tinggi. Tingginya beban utang telah menjadi ancaman di kawasan Eropa sehingga mendorong penurunan peringkat seperti yang dialami Yunani akhir tahun lalu. “Untuk itu kami akan terus meningkatkan kemampuan antisipasi dan kewaspadaan dalam mengelola ekonomi meski tidak menutup optimisme,” tegas Sri Mulyani.

0 komentar:

Post a Comment