Buku Yahudi Ceritakan Kegagalan Israel Dalam Menundukan Palestina 48

Thursday, May 13, 2010
Sebuah buku yang berbahasa Ibrani, Israel mengungkapkan kegagalan negaranya dalam menundukan Palestina 48 atau mengisraelkan mereka, walau berbagai cara sudah ditempuh.

Buku yang berjudul “Bangsa Arab yang baik” tulisan Dr. Halil Cohen dari Lembaga Ibrani, sebuah organisasi yang berhasil membina hubungan antara dinas intelijen Israel dengan warga Palestina 48. Jumlah mereka pada tahun 48 berjumlah 160.000 jiwa, atau 15 % dari warga Israel saat itu. kini jumlah mereka mencapai 18 % dari jumlah total Israel.

Ia menulis buku tersebut berdasarkan dokumen-dokumen rahasia intelijen Israel terkait masalah politik dan social Palestina 48 yang berada dibawah tirani militer sejak 1948 hingga 1966.

Arab Yang Baik

Buku ini menceritakan tentang kondisi bangsa Arab yang moderat “Arab Baik” yang berupaya menghindar dari negara Ibrani dan tidak mau melakukaan konfrontasi dengannya. Mereka percaya dengan cara seperti ini, bisa mengamankan eksistensi dan hak-haknya di sana. Namun buku ini menceritakan banyak cerita yang menjelaskan tentang Israel yang berusaha mengkhianati mereka, padahal mereka sudah membantu dan mengabdi pada Zionis. Ternyata tanah dan hak-hak mereka dirampas. Semua tuntutanya pun tidak ada satupun yang digubris Zionis.

Buku ini juga menceritakan tentang bagaimana Israel menggunakan berbagai cara-cara yang tidak manusiawi untuk menjajah pemahaman bangsa Palestina dan menguasainya dari sisi keamanan maupun politik. Kebanyakan warga Palestina yang menjadi agen atau dapat diajak bekerja sama dengan Zionis adalah bangsa Arab dari kalangan ini, (Arab Baik).

Sementara itu, Cohen mengisyaratkan, menurut arsip dan data yang ada menunjukan perjuangan generasi 48 tak pernah padam. Hal ini mengungkap sejauh mana kekuatan mereka dalam penentangan terhadap negaranya. Seperti terungkap dalam novel atau ingatan memoar kolektif meskipun harus menghadapi sensor ketat, termasuk mengejar Mahmod Darwish penyair nasional dan Samih al-Qasim.

Buku ini terkenal dengan catatanya yang lebih detail mengenai peran partai komunis Israel dalam kemerdekaan negaranya saat bentrokan antara Israel dan gerakan nasional.

Kayu Bakar dan Pelayan

Buku ini kemudian mengungkap tentang media-media intelijen Israel, seperti larangan pengembangan sejumlah yayasan atau penguasa lokal bahkan klub olah raga, budayawan selain pendidikan tinggi untuk menjadikan bangsa Palestina tetap menjadi penebang kayu bakar atau pelayan minuman.

Sejumlah dokumen resmi yang melaporkan tentang beberapa keputusan pemerintah Israel dalam memecah belah Palestina 48 serta menumbuhkan perselisihan diantara mereka. Sebagaian mereka bahkan menggantungkan keperluan hidup sehari-harinya kepada Israel. Seperti izin pindah dari Nazaret ke Haifa misalnya atau untuk menjauhkanya dari kelompok nasional dan bekerja sama dengan pemerintahan.

Dalam buku ini dijelaskan pula, bahwa kelompok Arab Druziyah menolak wajib militer dengan suka rela ataupun paksa. Terbukti dengan bentrokan sengit antara pihak pemerintah dengan kelompok Arab ini di wilayah Druziyah pada awal tahun 50 an. Ia mengklaim desa-desa yang belum dipindahkan ke Jalil adalah wilayah yang belum pernah melawan pada tahun 48 dan menyerah tanpa peperangan dengan bantuan para kolaborator lokal.

Buku ini mengakhiri kisahnya, bahwa bentrokan terbuka antaara Israel dan aparat intelijen maupun menguasa lokal dengan Palestina 48 sudah berjalan sejak lama, sebelum pemerintahan militer menguasai mereka serta belum dikenal pola fikir, pandangan nasional maupun regional. Pada saat yang sama Israel tidak memberikan kesempatan bagi mereka untuk meluaskan pemikiranya atau mengintervensi masalah Arab.

Yang tercermin dari indentitas bangsa Palestina di Suriah. Libanon maupun Jordania, maka peringatan hari Nakbah (penjajahan Zionis tahun 48) tidak hanya melalui perenungan sejarah saja, juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari mereka dalam diskriminasi dan penjarahan tanah atau pada symbol-simbol yahudi.

0 komentar:

Post a Comment