7 Moment Terbaik Dalam Karir Maradona
Diego Maradona sempat melatih klub Mandiyú of Corrientes (1994) dan Racing Club (1995) tapi tak sukses.
Diego Armando Maradona kembali menyita perhatian. Ia secara terbuka berulang kali menyatakan niatnya menangani timnas Argentina, menggantikan Alfio Basile.
Meski tidak memiliki pengalaman melatih, dan bertemperamen buruk, Maradona menjadi satu dari dua nama yang disebut sebagai kandidat kuat. Julio Grondona, presiden Asosiasi Sepakbola Argentina (AFA), mengatakan Maradona dan Carlos Bianchi akan bersaing memperebutkan kursi pelatih yang ditinggalkan Basile.
Publik sepakbola Argentina menginginkan Bianchi. Sejak hari pertama pengunduran diri Basile, ratusan fans Albiceleste telah mendatangi markas AFA untuk menyampaikan dukungannya kepada Bianchi. Sedangkan Maradona ditolak sejumlah pihak. Jorge Valdano, mantan rekannya di timnas Argentina, dengan tegas meminta AFA tidak menunjuk Maradona sebagai pelatih.
Di kalangan pemain, hanya sedikit yang peduli dengan sukses di kursi pelatih timnas Argentina. Lionel Messi mendukung Sergio Batista, pelatih yang membara pulang medali emas Olimpiade Beijing. Sedangkan Sergio Aguero kesulitan bersikap. Maklum, dia adalah menantu Maradona.
Sebagai pemain, Maradona telah mencapai semua yang diinginkan. Ia dianggap pemain dengan kemampuan teknik sempurna, dan figur paling kontroversial dalam sejarah sepak bola. Tahun 2000, lewat hasil jajak pendapat yang digelar FIFA, Maradona harus berbagi tempat dengan Pele sebagai Pemain Terbaik Abad ke-20.
Sebagai pelatih? Ia pernah memimpin Mandiyú of Corrientes (1994) dan Racing Club (1995), tapi tak pernah meraih sukses. Ia dianggap tidak memiliki kemampuan itu. Berikut tujuh moment terbaik dalam karier Maradona sebagai pemain.
7. 20 Oktober 1976, sepuluh hari sebelum ulang tahun ke-16, Maradona membuat debut profesionalnya dengan Argentinos Juniors. Setelah lima tahun, Maradona pindah ke Boca Juniors dengan transfer £1 juta. Tahun 1982 meraih gelar domestik pertama.
6. Setelah Piala Dunia 1982, Maradona pindah ke Barcelona dengan transfer £5 juta -- tertinggi di dunia saat itu. Bersama pelatih Cesar Luis Menotti, Maradona memenangkan Piala Raja. Namun ia mengalami masa sulit dalam kariernya. Ia menderita hepatitis, dan kerap menjadi sasaran pelanggaran pemain belakang lawan. Andoni Goikoetxea, tukang jagal dari Bilbao, nyaris mengakhiri karirnya. Maradona patak kaki dan harus istirahat 14 pekan. Saat itulah dia berkenalan dengan kokain, dan kecanduan.
5. Setelah sering berseteru dengan Josep Lluiz Nunez, presiden Barcelona, Maradona pindah ke Napoli. Ia memecahkan rekor transfernya sendiri, ketika Napoli bersedia mengeluarkan £6.9 juta untuk memboyongnya. Di sinilah Maradona mengenyam sukses; memenangkan gelar Liga Italia 1986/1987 dan 1989/1990, Piala Italia, Piala UEFA, dan Piala Super Italia. Namun kehidupannya di Napoli diwarnai skandal, dan kerap dituduh bersahabat dengan Camorra -- mafia di Napoli.
4. Gagal di Piala Dunia 1982, Maradona menjadi kapten di Piala Dunia 1986. Ketika melawan Inggris, Maradona membakar semangat rekan-rekannya dengan retorika dendam kekalahan Argentina di Perang Malvinas. Dia mencetak satu gol kontroversial, karena menggunakan tangan untuk membelokan bola lambung yang melintas di depan gawang Peter Shilton, dan satu gol paling spektakuler dalam sejarah Piala Dunia. Ia memenangkan Piala Dunia 1986, dengan mengalahkan Jerman (Barat) 3-2 di depan 115 penonton Stadion Azteca Meksiko.
3. Di Piala Dunia 1990 Italia, Maradona susah payah mencapai final. Argentina nyaris tersingkir di babak awal. Susah payah mengalahkan Yugoslavia lewat adu penalti. Ia juga menyingkirkan Italia lewat adu penalti. Di final, publik Italia memperlihatkan kebenciannya, dengan terus mencemooh saat lagu kebangsaan Argentina dimainkan. Argentina kalah 1-0 lewat penalti kontrovefsial Andreas Brehme.
2. Tahun 2003, pada ulang tahun ke-43, sekelompok fans mengorganisir pendirian Geraja Maradona. Gereka memulai perhitungan tahun dengan 43 D.D, atau Despuses de Diego (setelah Diego). Anggotanya hanya 200, tapi ribuan lainnya mendaftar sebagai anggota lewat situs.
1. Sejak mengunjungi Kuba untuk menjalani rehabilitasi ketergantungan kokain, Maradona menjadi akrab dengan Fidel Castro. Ia mengubah orientasi politiknya menjadi lebih kiri. Ia mentato kaki kirinya dengan gambar Ernesto 'Che' Guevara. Maradona juga pendukung Hugo Chavez, presiden Venezuela yang melakukan tindakan radikal di negaranya dengan menasionalisasi seluruh perusaahaan minyak AS.
0 komentar:
Post a Comment