People power mulai terbentuk, waspadalah!
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta tidak meremehkan dukungan tokoh dan masyarakat terhadap Wakil Ketua nonaktif KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Sebab, bila tidak mampu dibendung dan diredam, dukungan itu bisa berpotensi menjadi kekuatan rakyat yang besar.
"Dukungan rakyat bila tidak mampu dibendung dan diredam oleh Presiden, dengan berlalunya waktu, berpotensi untuk berubah menjadi kekuatan rakyat atau people power," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana kepada detikcom, Minggu (1/11/2009).
Hikmahanto mencontohkan, pada tahun 1986, kekuatan rakyat di Filipina berhasil melengserkan Ferdinand Marcos dari kekuasaannya. Di Indonesia, mantan Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998 oleh kekuatan rakkat pula.
"Dari berbagai pengalaman, kekuatan rakyat tidak mungkin dihadapi dengan kekuasaan. Kalaupun kekuasaan efektif menghadapi kekuatan rakyat maka hanya efektif untuk memperlambat jatuhnya suatu rezim kekuasaan. Ini yang terjadi saat ini di Myanmar terhadap Aung San Suu Kyi," tandasnya.
Menurut mantan Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK 2007-2011 ini, pernyataan SBY pada Jumat (30/10/2009) pekan lalu terkait penahanan Bibit dan Chandra tidak mampu menyurutkan dukungan masyarakat terhadap keduanya. Begitu pula dengan penjelasan Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri (BHD) mengenai tindakan kepolisian, tidak membuat publik puas.
Sebaliknya, Bibit dan Chandra justru meraih lebih banyak dukungan. Masyarakat telah menjadikan keduanya sebagai simbol. Kenyataan ini harus menjadi perhatian bagi presiden. SBY harus sensitif dengan perkembangan yang berubah tiap detik.
"Presiden harus mewaspadai gejala dukungan rakyat berubah menjadi kekuatan rakyat," Hikmahanto mengingatkan. (irw/iy)
SOURCE : http://www.detiknews..com/read/2009/1...ukungan-rakyat
"Dukungan rakyat bila tidak mampu dibendung dan diredam oleh Presiden, dengan berlalunya waktu, berpotensi untuk berubah menjadi kekuatan rakyat atau people power," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana kepada detikcom, Minggu (1/11/2009).
Hikmahanto mencontohkan, pada tahun 1986, kekuatan rakyat di Filipina berhasil melengserkan Ferdinand Marcos dari kekuasaannya. Di Indonesia, mantan Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998 oleh kekuatan rakkat pula.
"Dari berbagai pengalaman, kekuatan rakyat tidak mungkin dihadapi dengan kekuasaan. Kalaupun kekuasaan efektif menghadapi kekuatan rakyat maka hanya efektif untuk memperlambat jatuhnya suatu rezim kekuasaan. Ini yang terjadi saat ini di Myanmar terhadap Aung San Suu Kyi," tandasnya.
Menurut mantan Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK 2007-2011 ini, pernyataan SBY pada Jumat (30/10/2009) pekan lalu terkait penahanan Bibit dan Chandra tidak mampu menyurutkan dukungan masyarakat terhadap keduanya. Begitu pula dengan penjelasan Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri (BHD) mengenai tindakan kepolisian, tidak membuat publik puas.
Sebaliknya, Bibit dan Chandra justru meraih lebih banyak dukungan. Masyarakat telah menjadikan keduanya sebagai simbol. Kenyataan ini harus menjadi perhatian bagi presiden. SBY harus sensitif dengan perkembangan yang berubah tiap detik.
"Presiden harus mewaspadai gejala dukungan rakyat berubah menjadi kekuatan rakyat," Hikmahanto mengingatkan. (irw/iy)
SOURCE : http://www.detiknews..com/read/2009/1...ukungan-rakyat
Bersiaplah Pak SBY!!!!!
Saya akan mendukung anda terus sepenuh hati!!!!!
Berjuanglah!!!!!
0 komentar:
Post a Comment